Selasa, 31 Januari 2012

TEKNIK BERCOCOK TANAM KEDELAI


Pemilihan varietas dan benih berkualitas
Varitas yang dianjurkan untuk lahan sawah bekas padi adalah varietas yang berumur genjah (< 80 hari) dan berumur sedang (81-89 hari). Tigabelas varietas yaitu Lokon, Guntur, Tidar, Wilis, Kerinci, Merbabu, Raung, Rinjani, Lompobatang, Lawu, Tengger, dan Jayawijaya dianjurkan untuk lahan sawah bekas padi. Sedangkan varietas lokal berumur genjah yang dianjurkan diantaranya Genjah Slawi, TK-5, dan Lokal Brebes/Lumajang Bewok.
Hal yang perlu diperhatikan secara khusus untuk mendapatkan benih bermutu tinggi adalah sortasi dan penyimpanan benih. Benih yang dipilih adalah benih yang sehat, utuh/bernas dan memiliki daya tumbuh tinggi.
Benih bermutu tinggi harus memenuhi syarat di bawah ini:
  • Murni dan diketahui nama varietasnya
  • Berdaya kecambah tinggi, yaitu 80 % atau lebih
  • Bersih, tidak tercampur biji rumput, kotoran atau biji tanaman lain
  • Sehat, tidak menularkan penyakit, serta tidak terinfeksi cendawan yang menyebabkan busuknya kecambah
  • Bernas, tidak keriput, tidak ada bekas gigitan serangga, serta bijinya matang dan telah benar-benar kering.
Pengolahan tanah
Pada umumnya bertanam kedelai di lahan bekas padi sawah dilakukan tanpa pengolahan tanah. Pengolahan tanah, selain kurang berguna, juga mengakibatkan waktu tanam kedelai terlambat dan tanah menjadi kering. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengolahan tanah adalah:
  • Bila tanah terlalu becek, buat saluran drainase dengan jarak 3-4 m dan panjang disesuaikan dengan petakan
  • Untuk menekan gulma dan mempertahankan kelembaban, bisa digunakan mulsa (penutup tanah) dari jerami yang dipotong.
Inokulasi Rhizobium
Cara ini dapat menaikkan jumlah produksi. Tetapi karena caranya rumit kebanyakan tidak melakukan cara ini. Untuk mengetahui cara inokulasi klik disini.
Penanaman
Jarak tanam
Jarak tanam berpengaruh terhadap jumlah populasi. Jika ditanam rapat maka populasi akan tinggi dan hasil produksi akan lebih besar. Jarak tanam yang sempit biasanya dilakukan pada tanah yang subur. Untuk tanah yang kurang subur jarak tanam harus diperlebar untuk mengurangi kompetisi hara oleh tanaman. Jarak tanam yang biasa dipakai (dalam cm)adalah 25×25, 50×12,5, 20×20, 40×10,30×15 dengan mengisi lubang tugal dengan 2 biji benih kedelai.
Pelaksanaan tanam
  • Tanah ditugal dan biji biasanya diletakkan di bawah tunggul jerami atau diantara rumpun
  • Dua atau tiga biji diletakkan pada lubang tugal, kemudian tutup dengan tanah atau dengan abu sekam maupun abu jerami
  • Setelah tanam, lahan bisa ditutupi mulsa jerami atau bisa juga dibiarkan terbuka tanpa mulsa.
  • Penyulaman biji sebaiknya dilaksanakan 4-7 hari setelah tanam
Pemupukan
Dosis pemupukan
Biasanya untuk kedelai dosis yang dianjurkan adalah:
N :50-100 kg Urea/ha
P : 75-150 kg SP36/ha
K : 50-100 kg KCl/ha
Ditambah dengan pupuk kandang 5 ton/ha.
Waktu pemupukan
Pupuk diberikan selama tiga kali yaitu pertama pada saat. Pupuk dasar ini penting karena pada saat tanaman berumur 15-20 hari, bintil akar belum terbentuk. Pemupukan kedua diberikan pada saat menjelang pembungaan (25 hari setelah tanam) dan pemberian ketiga dilakukan saat pengisian biji (40-45 hari setelah tanam). Dosis pupuk yang dibutuhkan diberikan bertahap selama tiga kali (setiap pemupukan 1/3 dari dosis total pupuk).
Cara pemberian
Cara pemberian pupuk yaitu dengan menugal atau melarik tanah. Setelah pupuk ditempatkan dalam lubang atau larikan, kemudian ditutup dengan tanah. Dapat juga dilakukan dengan membuat lubang dengan tugal di sebelah kanan dan kiri lubang benih sedalam 5-7 cm dengan jarak 5-7 cm dari lubang tanam. Pupuk dasar SP-36 dapat diberikan semua dari dosis yang dianjurkan sedangkan pupuk N dan K diberikan setengah dari dosis yang dianjurkan. Setengahnya lagi diberikan setelah tanaman berumur 20-30 hari. Ini disebabkan karena pupuk P sulit tersedia bagi tanaman.
Panen dan pengeringan
Ciri kedelai yang siap dipanen yaitu daun dan polong menguning. Panen dilakukan dengan cara membabat pangkal batang di atas permukaan tanah dengan menggunakan sabit atau alat khusus. Berangkasan dijemur sampai kering. Setelah kering, dipukul-pukul dengan alat pemukul, sampai biji terpisah dari berangkasannya. Setelah biji terpisah, biasanya dibersihkan dan dijemur sampai kering betul (mencapai kadar air 10-12 %).
Jika panen dilakukan saat musim hujan maka dapat dilakukan cara pengeringan seperti berikut:
1. Menggantung berangkasan kedelai pada pancangan-pancangan bambu yang sudah disediakan. Caranya yaitu dengan mengikat pangkal-pangkal berangkasan kedelai, kemudian pangkal ikatan (bagian tengahnya) diselipkan pada tiang-tiang bambu.
2. Menghamparkan berangkasan-berangkasan kedelai setebal 10 cm pada lantai ruangan.
Kedua cara diatas harus dilakukan di tempat yang terlindung dari hujan. Dengan kedua cara ini (6 hari berturut-turut), daya kecambah benih dapat dipertahankan antara 80-98%. Kerusakan biji yang terjadi berkisar antara 0,3-0,9%.
Cara lain untuk mengeringkan di saat musim hujan dapat dilakukan dengan menggunakan alat pengering(flat bed dryer/horizontal dryer). Letakkan berangkaasan kedelai pada bak pengering,lama pengeringan antara 8-10 jam. Setiap dua jam, berangkasan harus dibalik secara merata.
Kedelai yang tidak langsung dikeringkan setelah dipanen, akan menyebabkan daya kecambah turun sampai 37 %.